Untuk kalian yang baru pertama kali lewat sebuah tepian Mahakam di Samarinda pastinya kalian akan terpesona dengan kemegahan dari Masjid Islamic Center Samarinda. Tidak begitu mengherankan memang, karena masjid yang terdapat di Samarinda, Kaltim (Kalimantan Timur) ini adalah masjid terbesar nomor dua setelah masjid Istiqlal Jakarta yang ada di Indonesia bahkan sampai ke Asia Tenggara.
Gubernur Kaltim, Suwarna Abdul Fatah waktu itu ia mencetuskan sebuah ide awal dari pembangunan masjid ini yang waktu itu masih bernama Islamic Center Samarinda. Kemudian di tahun 2000, memasuki masa milenium yang ketiga, Suwarna menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Ketika ia sedang berada di Masjid Nabawi Madinah Al Munawarrah, tiba-tibanya saja di benaknya muncul sebuah inspirasi untuk membangun sebuah masjid yang besar di Benua Etam.
Awang Darma Bhakti yang merupakan ketua umum dari Badan pengelola Islami Center mengatakan bahwa “Dengan meneteskan air mata beliau sangat berniat untuk bisa mempersembahkan sebuah karya yang sangat monumental untuk para rakyat Kaltim yang nantinya bisa dirasakan oleh semua generasi ratusan tahun yang akan datang.”
Keinginan tersebut kemudian disampaikan kepada Awang di mana saat itu dia masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum atau yang bisa disingkat PU Kaltim. Suwarna sendiri memerintahkan Awang untuk bisa membuat sebuah perencanaan untuk membangun Islamic Center Samarinda. Lokasinya sendiri menempati area yang memiliki luas sekitar 7,2 hektar, yang dulunya merupakan tempat untuk penggergajian kayu.
“Masjid ini mulai dibangun sekitar tanggal 5 Juli tahun 2001. Perencanaannya sendiri dilakukan langsung oleh Presiden RI keempat yaitu, Abdurrahman Wahid di Bontang. Sementara untuk pemancangan tiang yang pertama dilakukan langsung oleh Presiden RI kelima yaitu, Megawati Soekarno Putri” kenangnya.
Setelah melalui proses untuk pembangunan yang memakan waktu kurang lebih sekitar tujuh tahun, dan akhirnya masjid ini pun diresmikan pada tanggal 16 Juni tahun 2008. Peresmiannya sendiri dilakukan langsung oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan Presiden keenam Republik Indonesia. Kemudian di tanggal 20 Agustus tahun 2014, masjid ini secara resmi diberi nama sebagai “Baittul Muttaqin” yang memiliki arti rumah orang-orang bertakwa.
Untuk pemberian nama ini sendiri diresmikan secara langsung oleh Lukman Hakin Syaifuddin yang merupakan Menteri Agama RI di Balikpapan. Awang juga menjelaskan bahwa bangunan utama dari masjid ini mempunyai luas kurang lebih sekitar 43.500 meter persegi. Sedangkan untuk bangunan penunjangnya memiliki luas sekitar 7.115 meter persegi.
Bangunan utama dari masjid ini mempunyai beberapa bagian di antaranya yaitu, lantai basement dengan luas 10.235 meter persegi. Kemudian lantai dasar dari masjid ini mempunyai luas sekitar 10.270 meter persegi, lanjut ke lantai utama dengan luas 8.185 meter persegi. Serta balkon atau lantai mezaninnya seluas 290 meter persegi dengan ditambah adanya jam digital masjid.
Awang juga mengatakan jika “masjid yang satu ini juga dilengkapi dengan tujuh buah menara. Dan salah satu menara utamanya memiliki tinggi sekitar 99 meter yang dikenal juga sebagai menara Asmaul Husna. Karena menara tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jumlah dari nama Allah yang sangat baik.”
Untuk menara utamanya sendiri terdiri dari 15 lantai, dan di setiap lantainya mempunyai tinggi dengan rata-ratanya sekitar 6 meter. Sementara untuk keempat menara yang lainnya di setiap sudut masjid ini masing-masing mempunyai tinggi sekitar 70 meter.