Napza: Pengertian, Bahaya, Dampak Penyalahgunaan

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa napza merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Banyak orang yang tidak mengetahui apa saja nama lain dari NAPZA, berikut penjelasan singkatnya: Penyalahgunaan napza akan memberi efek negatif karena bisa menimbulkan gangguan perilaku dan mental. Ini menyebabkan sistem neurotransmitter di saraf pusat jadi bermasalah.

Terjadinya gangguan pada Neoro Transmitter ini akan menimbulkan gangguan alam pikiran, perasaan, emosi, perilaku dan aspek sosial. Sehingga pengguna napza akan mengalami halusinasi dan perubahan emosi secara tiba-tiba. Pengguna obat terlarang akan menambah dosis penggunaan jika semakin lama mengkonsumsi napza. Ini tujuannya untuk mempercepat efek rileks yang diberikan oleh zat terlarang.

Pengguna napza akan bersikap pasif karena sistem saraf obat diputus secara perlahan. Semakin sering mengonsumsi napza akan membuat pengguna semakin ketergantungan, sehingga organ tubuh akan semakin melemah dan rusak. Apabila sudah melebihi takanan penggunaan normal, pengguna napza akan mengalami overdosis yang mengakibatkan kematian. Kehilangan nyawa akibat Napza yang berujung kematian yang sia-sia. Dengan adanya rehabilitasi narkoba adalah pemulihan kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang dahulu (semula), atau Rehabilitasi juga dapat diartikan sebagai perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu (misalnya pasien rumah sakit, korban bencana) supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat dalam masyarakat.

Maka dari itu, bahaya narkoba harus benar-benar dihindari oleh siapapun. Tidak hanya merugikan diri sendiri, namun juga orang lain yang ada di sekitar. Efek jangka pendek dan  panjangnya membuat orang lain dirugikan.

Dampak Penyalahgunaan Napza

Penyalahgunaan napza memberikan dampak buruk bagi penggunanya maupun orang-orang terdekat. Pemakainan terus menerus akan menimbulkan gangguan fisik, psikologi dan sosial, diantaranya sebagai berikut.

Kerusakan Sistem Saraf

Pengguna napza akan mengalami banyak gangguan fisik, salah satunya adalah kerusakan sistem saraf. Menggunakan napza setara terus menerus akan mengakibatkan sistem saraf di otak mengalami gangguan fungsi.

Rusaknya sistem saraf, bisa dialami secara permanen, apabila penggunaanya terus menerus dan dalam jangka waktu lama. Muatan listrik pada otak akan berlebihan saat mengkonsumsi obat terlarang. Terlebih dari korban penyalahguna, sudah dipastikan saraf otak rusak.

Kerusakan Paru-paru

Kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh napza salah satunya resiko pneumonia aspirasi. Obat terlarang membawa berbagai bakteri dan virus berbahaya yang mengakibatkan paru-paru terkontaminasi. Bakteri tersebut bisa mengakibatkan resiko pneumonia aspirasi dan gangguan paru-paru lainnya. Maka tidak heran, kalau pengguna obat-obatan terlarang sering mengalami batuk-batuk dalam kurun waktu panjang.

Sakit Jantung

NAPZA akan mengakibatkan dampak buruk apabila disalah gunakan penggunaanya. Salah satunya bisa merusak jantung. Mulai dari efek ringan hingga mengakibatkan kehilangan nyawa. Jenis napsa yang dampaknya merusak parah adalah kokain, ekstasi dan amfetamin. Pasalnya, ketiga jenis obat terlarang tersebut dapat meningkatkan hormone katekolamin. Jantung akan bekerja lebih keras akibat meningkatnya hormone tersebut. Sehingga tekanan darah meningkat dan kebutuhan oksigen pada otot jantung semakin meningkat.

Sering Berhalusinasi

Tidak hanya gangguan secara fisik saja yang akan dialami pengguna narkoba, namun secara psikologi. Pelaku penyalahgunaan narkoba akan sering mengalami halusinasi dari efek penggunaan napza dengan dosis berlebih. Pengguna akan sering merasa melihat hal-hal di luar nalar karena berhalusinasi secara visual. Tak jarang, pengguna akan mendengar bisikan-bisikan sebagai manifestasi halusinasi secara suara.

Menjauhkan Diri dari Pergaulan

Banyak kasus menunjukkan bahwa pengguna narkoba menarik diri dari pergaulan. Baik dengan teman maupun keluarga. Kecenderungan menyendiri dan tidak mau bergaul menjadi ciri-ciri pengguna narkoba.

Rasa minder karena pengaruh obat-obatan membuat pengguna lebih suka sendiri dan berada dalam kesunyian. Selain itu, rasa minder juga diperoleh dari rasa malu karena telah menggunakan narkoba.